Jumat, 09 Agustus 2019

PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTI-METER,ANALOG DAN DIGITAL

Fungsi Dan Cara Penggunaan Multimeter

Pengertian multimeter secara umum adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).

Fungsi Multimeter :
1. Mengukur tegangan DC
2. Mengukur tegangan AC
3. Mengukur kuat arus DC
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi
6. Mengecek transistor
7. Mengecek kapasitor elektrolit
8. Mengecek dioda, led dan dioda zener
9. Mengecek induktor
10. Mengukur HFE transistor (type tertentu)
11. Mengukur suhu (type tertentu)

Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran antara lain :

  • Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt
  • Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
  • Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
  • Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
  • Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
  • Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
  • Pengukuran atau Pengujian Dioda
  • Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian penting Multimeter :

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :
1. Display
2. Saklar Selektor
3. Probe

Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter Digital beserta bagian-bagian pentingnya.
Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi
Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)

Multimeter Adalah ala tukur tegangan listrik

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)

Pengertian Analog dan digital

Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu. Analog disebarluaskan melalui gelombang elekromagnetik (gelombang radio) secara terus menerus, yang banyak dipengaruhi oleh faktor ”pengganggu”. Analog merupakan bentuk komunikasi elektromagnetik yang merupakan proses pengiriman sinyal pada gelombang elektromagnetik dan bersifat variable yang berurutan. Jadi sistem analog merupakan suatu bentuk sistem komunikasi elektromagnetik yang menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik. 

Sedangkan 

Digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah. Teknologi digital memiliki beberapa keistimewaan unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu : 
1. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang mengakibatkan informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi. 

2. Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri. 

4. Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk. 

5. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimkannya secara interaktif. 
__Pada saat ini semakin banyak penggunaan teknik analog dan digital dalam suatu system untuk memanfaatkan keunggulan masing- masing. Tahapan terpenting adalah menentukan bagian mana yang menggunakan teknik analog danbagian mana yanhg menggunakan teknik digital. Dan dapat diramalkan di masa depan bahwa teknik digital akan menjadi lebih murah dan berkualitas. Contoh Sistem Digital
1. Jam digital 

2. Kamera digital 
3. Penunjuk suhu digital
4. Kalkulator digital
5. Computer 
6. HP 
7. Radio digital 

Contoh Sistem Analog:
1. Remote TV
2. Spedometer pada motor
3. Pengukur tekanan
4. Telepon
5. Radio analog

Cara Menggunakan Multimeter Analog dan Digital

Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat dan benar ikutilah cara penggunaan sebagai berikut.

a. Cara Menggunakan Multimeter Analog
multimeter
  1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
  2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
  3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
  4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
  5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
b. Cara Menggunakan Multimeter Digital
multimeter digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
  1. Putar sakelar pemilih  pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
  2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
  3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
  4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.

pengertian transistor

Apa itu transistor? transistor adalah komponen aktif semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat arus dan sebagainya saklar. transistor dapat sobat temui pada amplifier, tone control, preamp, dan lain sebagainya
bentuk fisik transistor adalah mempunyai 3 kaki namun ada juga yang mempunyai 4 kaki namun jarang sekali digunakan

Secara garis besar transistor dibagi menjadi 2 jenis yaitu transistor unipolar dan transistor bipolar
transistor unipolar sering disebut juga dengan nama FET (field effect transistor) atau jika diartikan dalam bahasa indonesia artinya adalah transistor efek Medan
transistor unipolar menggunakan sebuah semikonduktor pembawa muatan dalam pembuatannya yaitu semikonduktor tipe N maupun semikonduktor tipe P
Transistor unipolar atau FET mempunyai 3 buah kaki yaitu gate (G), drain (D), dan source (S)
Transistor jenis ini jarang digunakan karna kebanyakan rangkaian elektronika menggunakan transistor jenis bipolar
Transistor bipolar atau sering  disebut juga dengan nama transistor Dwi  kutub merupakan transistor menggunakan 2 buah pembawa muatan dalam pembuatannya
Oleh karena itu pada transistor bipolar akan dikenal dengan 2 jenis yaitu jenis NPN (negatif positif negatif) dan jenis PNP (positif negatif positif)
baca juga
Pada artikel ini admin akan mengupas lebih lanjut tentang transistor bipolar  saja karna transistor inilah  yang sering digunakan pada rangkaian elektronik
Pada transistor bipolar Transistor NPN dan PNP pada bekerja saling berkebalikan

transistor
transistor

kaki-kaki pada transistor bipolar

Apa saja kaki-kaki pada transistor bipolar? Pada transistor bipolar akan dikenal dengan istilah kaki basis, kolektor, dan emitor
apakah fungsi dari ketika kaki tersebut

kaki basis

Kaki basis merupakan kaki transistor yang berfungsi untuk mengatur jalannya aliran elektron yang akan mengalir dari kaki emitor ke kaki kolektor
besar kecilnya arus elektron diatur melalui kaki ini. Perlu diingat bahwa arus elektron berbeda dengan arus listrik

kaki kolektor

kaki kolektor merupakan kaki transistor yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya elektron setelah sebelumnya diatur oleh kaki basisnya

kaki emitor

Kaki emitor berfungsi sebagai tempat berkumpulnya arus elektron sebelum diatur oleh kaki basis

Simbol Transistor

Simbol Transistor Npn

Simbol Transistor npn adalah ditandai dengan panah keluar pada kaki emitor. Tanda panah menggambarkan aliran arus listrik. Contoh dari transistor NPN adalah TIP 31, TIP 41, 2N3055

simbol transistor npn , fungsi transistor
simbol transistor npn

Simbol Transistor Pnp

Simbol Transistor Pnp adalah ditandai dengan panah masuk pada kaki emitor. Contoh transistor PNP adalah TIP 32, TIP 42, MJ2955

simbol transistor pnp , pengertian transistor
simbol transistor pnp

Adapun cara-cara untuk membedakan transistor PNP dan NPN adalah sebagai berikut
Anda harus mengetahui posisi kaki basis,kolektor, dan emitornya terlebih dahulu

Jenis Transistor

Ciri-ciri transistor NPN

Dengan melihat susunan kaki transistor pada rangkaian maka sobat dapat menentukan jenis transistor tersebut. Untuk transistor jenis npn maka susunan kaki adalah sebagai berikut
  • Kaki emitor biasanya menuju ke arah kutub negatif atau tegangan lebih rendah dari tegangan kolektor
  • kaki kolektor biasanya kearah positif atau tegangan lebih tinggi dari tegangan emitor
  • jika basis diberi arus negatif maka transistor mati jika diberi arus positif maka transistor hidup
Transistor banyak ditemukan pada amplifier radio

Ciri-ciri transistor PNP :

Until transistor pnp maka cara menentukannya adalah
  • kaki emitor biasanya menuju ke arah kutub positif atau tegangan lebih tinggi dari kolektor
  • Kaki kolektor biasanya ke arah negatif atau tegangan lebih rendah dari emitor
  • jika basis diberi arus positif maka transistor mati jika diberi dengan negatif transistor hidup
Transistor biasanya yang sering dipakai adalah c945, a733, tip 31,tip 32, tip 41,tip 42, 2n3055, mj2955

Untuk transistor bagian penguat akhir (2n3055 dan mj2955) biasanya dipasang pendingin serta resistor yang berfungsi untuk mencegah kerusakan karena panas 
baca juga

fungsi dan cara kerja transistor

Fungsi transistor yang paling utama adalah sebagai penguat arus dan sebagai saklar. Transistor sebagai penguat arus sering dipakai di amplifier sedangkan Transistor sebagai saklar sering ditemukan pada rangkaian lampu otomatis. Dalam pemasangannya terdapat rangkaian transistor dibagi menjadi beberapa kelas, silahkan sobat baca pada Jenis kelas pada penguat daya transistor
Berikut rangkaian sederhana transistor sebagai penguat arus

cara kerja transistor sebagai penguat arus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar